Friday, June 26, 2015

Cerita Batu

Satu setengah bulan yang lalu, temanku memberikan sekawanan batu, kristal katanya.
Aku bilang, terima kasih, banyak sekali? Kamu sedang butuh banyak, katanya.
Waktu itu, aku mendapat sembilan. Kusimpan di celana, dalam kantung kecil.

Lalu, aku diberikan lagi satu. Sebuah kristal pecinta matahari. Ini memberiku ide.
Kucari tali, merah, dan kucoba menjalin dan mengikatnya lebih dekat ke hati.
Hasilnya, hidupku jadi lebih warna warni. Matahari membuatku riang.

Seminggu kemarin, sudah dua kali, si tali merah mencoba lari. Ia lepas dua kali.
Kupikir, mungkin ia mencari siapa lagi yang bisa dibantu agar riang menari.
‎Kemarin, aku bertemu seorang putri, dari masa lalu, memoriku hilang, lalu terisi kembali.

Setelah menyapaku, ia pergi, meninggalkanku dalam badai otak.
Aku mencari dan mencari, sampai akhirnya kutemukan kembali, sang putri.
Kulepaskan tali merah yang menggantung di leherku. Kamu sepertinya lebih butuh.

Apa ini? Katanya. ‎Ini untuk menambah senyummu. Kamu kelihatan capek.
Terima kasih, pas sekali, aku sudah mau pulang.
Dan hilanglah ia ditelan malam.

Niki, masih terjebak di badai memori.
26 Juni 2015 - 13:52





No comments:

Post a Comment