Sunday, August 21, 2016

Minggu Siang Di Kala Senggang


Merdeka, sudahkah kita?
Terlambat memang, sudah kemarin-kemarin.
Ya sudahlah, kita harus tetap berusaha.
Yang kemarin, biarlah kemarin.
Mari tengok, apa yang ada esok hari.

Sudah Minggu lagi, dan siang.
Matahari sudah tinggi, terang.
Aku cuma duduk di sini, tenang.
Membiarkan diri terbawa suasana.
Sekarang, suda hampir waktunya, bergerak lagi.

Tak perlu buru-buru, pelan-pelan.
Yang pasti, ada sesuatu yang berarti.
Mengatur diri, untuk lebih terarah, ke suatu yang pasti.
Tanpa itu, nanti kecewa, sampai mati.
Kalau belum (mati), mari kita terus coba.

Niki,
Sedang mencoba kembali berpuisi

Denpasar, 21 Agustus 2016


Thursday, August 4, 2016

Kamis Waktunya One Piece

Sudah lama tidak menulis, disini.
Sakit, atau sedih, malas, atau menolak.
Saya cuma seorang, tanpa kuasa, cuma bisa berkata-kata.
Yah, sudahlah. Jangan lalu menjadi putus asa.

Kita diajarkan untuk merendah, kadang terlalu.
Kita biasa tunduk, dan malu untuk maju.
Tidak semua, tapi banyak.
Saya tidak. 

Saya belajar dari sana, sini, situ dan dari diri sendiri.
Kita kadang merendah, atau kadang tinggi di angkasa.
Yang ada, susah untuk menjadi sesuatu yang utuh.
saya berkata-kata, untuk kalian dan untuk saya sendiri.

Sekarang kamis, apakah ada, One Piece? 
heheh...

Niki,
mencoba menjadi bajak laut yang baik

Friday, July 1, 2016

Bulan Baru Bulan Tujuh

Aku tahu kamu tahuSetiap hari selalu baruYang mungkin kamu tak tahuAku selalu tahu, apa mauku

Bulan boleh baru
Tanggal berganti selalu
Cuma satu yang pasti
Aku selalu ingat kamu.

Mungkin berlebihan, kadang terlalu
Aku cuma seorang manusia, tak sempurna
Hidup di dunia, penuh dengan warna
Kadang pintar, seringkali bodoh.

Ya sudah, aku cuma ingin berkata-kata
Bukan tanpa makna, sekedar menyapa
Kamu, baik-baiklah, di sana
Sampai kita berjumpa, esok lusa :)

Thursday, May 5, 2016

Kopi Ketiga - 02.04.2013, 19:46 WITA, Kerobokan

Pagi ini, ngilu. Semalam tidurku terganggu. 

Ada bunyi desahan dari ponsel. 

Kamu.


Cukup. Aku ngantuk. Kataku. Kemudian kepalaku menolak.

Mari berpikir. Ujarnya. Tentang apa? Kataku. 

Apa saja. Sahutnya.


Aku membatu. Badanku ngilu. Kepalaku bergumam. 

Jangan tidur. Horisontal menjadi vertikal. Kunyalakan lampu. 

Buku hitamku.


Botol tinta. Mata pena. (tanpa) kopi. Mari relaksasi.

 Kaligrafi? Nasi. Aksara K. Sketsa diri. 

Kepala, kaki, Hati.

Monday, May 2, 2016

Hujan, Hutan, Lompatan



04.03.2013, Denpasar 19:27

-----------------------------------

Hujan datang tiba-tiba. Setelah gerah seharian, 

ditambah angin kencang, akhirnya hujan pun datang menemani malam. 

Berbekal kopi hitam dan beberapa episode serial TV, 

mari kita coba memutar otak dan berpikir bagaimana menghabiskan malam ini. 

Dan tiba-tiba juga, listrik mati.

-----------------------------------

07.03.2013, Kuta 10:23

------------------------------

Berpikir tanpa arah, mencoba untuk menenangkan kepala yang lompat-lompatan.

Kemarin, aku bermimpi tentang kamu, berbaju ungu.

Mungkinkah hanya rasa rindu, atau suatu penanda waktu?

Aku senantiasa berkeinginan untuk bertemu, tapi tidak setiap waktu.

Seandainya aku tahu, bagaimana senyummu hari ini, 

itu akan sangat membantu.

------------------------------

10.03.2013. Denpasar 01:55

----------------------------------

Saatnya untuk memulai sesuatu yang baru, 

dengan berpegang pada yang lama.

Sebuah kutipan dari komik yang pernah saya baca, 

yang saya terjemahkan secara bebas.

Kembali, pikiran saya terlintas pada kamu, saya akan mengulur benang yang terpaut, sehingga tidak terlalu tegang. 

Biar saya saja yang mengerti untuk saat ini.

Saya tidak akan melupakan hal-hal yang pernah kita bicarakan,

hanya terkadang pikiran saya dipenuhi dengan 

benang-benang kusut.

Wednesday, April 13, 2016

Tiga Belas Pas - 13.04.2016


Hari ini Tiga Belas.
Aku sudah minum Dua Gelas, Kopi.
Satu Bali Robusta, Satu Toraja Arabika.
Cukup untuk membuat mataku terbuka.

Hari ini, aku ada janji, dua.
Satu di jam tujuh, satu lagi, mungkin jam sembilan.
Tujuh tambah sembilan, enam belas.
Bukan tiga belas, tak apa, hanya angka.

Kamu, apa kabar hari ini, sayang?
Semoga keadaanmu membaik.
Aku sedih jika kamu sakit, sungguh.
Tapi aku senang sekali, mengetahui kamu ada.

Tanpamu, aku hanya aku.
Denganmu, aku tetap aku.
Kita, akan ada nanti.
Aku merasakan itu. kamu tahu?

Tersenyumlah, sayang... kita cuma hidup sejenak.
Aku akan selalu membantu, sempat tak sempat.
Kita cuma dua individu di tengah bumi khatulistiwa ini.
Kuharap, kamu memikirkan aku.

Nikilaut - Helmen coffee,
menghitung hari demi hari sampai nanti

Tuesday, April 12, 2016

Selasa Santai - 12.04.2016


Kembali Selasa.
Hari ini aku bertemu Gabo.
Anjing hitam berkaki 3.
Telinganya besar.

Aku juga bertemu Gloria.
Setelah makan siang di Warung (Gloria)
kebetulan yang menyenangkan.
Bagaimana kabarmu, sayang?

Sebelum aku mulai meracau, coba kita pikir.
Apa saja yang harus kulakukan hari ini.
Mungkin aku bisa berenang, panas sekali.
Atau, cukup berangin-angin saja.

Hari ini, kembali aku senang.
Hidupku berlanjut, dan bertemu dengan orang-orang baik.
Cuma saja, kapan kita akan bersama, sayang?
Segera, semoga. Aku rindu kamu.
Selalu.

Nikilaut, duduk di tepi sawah memikirkan kamu